Minggu (10/2) pagi di area Monumen Nasional (Monas) - Jakarta Pusat, Jaringan Muslimah Daerah Jadebek Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) yang bekerjasama dengan komunitas Indonesia Tanpa JIL (ITJ), Teacher Working Group (TWG) dan Hijabers Community (HC) menggelar Aksi #Ayo Tutup Aurat. Aksi ini dilakukan dalam rangka pawai Gerakan Menutup Aurat 14 Februari. Aksi ini tidak seperti aksi pada umumnya, dalam aksi ini tidak ada orasi, apalagi sampai menggunakan pengeras suara (soundsystem). "We Care, We Share, Let's Cover the Aurat!" merupakan tema yang diusung dalam aksi yang mengikutsertakan lebih dari 13 Lembaga Dakwah Kampus (LDK) ini. Meskipun aksi ini diprakarsai oleh FSLDK Jadebek, namun subhanallah, massa aksi ini ada yang berasal dari luar Jadebek, antara lain mahasiswa/i LDK Institut Teknologi Bandung turut serta memeriahkan aksi yang berlangsung sejak pukul 07.00 WIB dan berakhir pada siang hari sekitar pukul 11.00 WIB.
LDK
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI, Depok-Jabar merupakan salah
satu LDK yang turut berperan aktif dalam kegiatan aksi Ayo Tutup
Aurat yang membuka stand di Lapangan Parkir I.R.T.I. Monas ini. Kami
berangkat dari kampus pukul 06.50 WIB, dengan massa aksi tak kurang
dari 28 mahasiswa/i dari berbagai angkatan dan jurusan. Kami
berinisiatif untuk menyarter 2 mobil antara lain 1 mobil pribadi dan
1 mobil angkutan umum D.29 jurusan Ciputat-Parung. Waktu menunjukkan
hampir mendekati pukul 09.00 ketika kami sampai di tujuan,
alhamdulillah..
Kami sampai di Monas dengan selamat meskipun salah satu mobil yang
kami naiki sempat mengalami insiden kecil di perjalanan. Kami pun
disambut hangat oleh panitia penyelenggara yang tak lain adalah
mahasiswi FSLDK Jadebek.
Setelah
briefing
sejenak mengenai teknis aksi, kami pun "ber-aksi" di area
Monas dan sekitarnya. Aksi yang kami lakukan yakni tebar jilbab,
stiker dan brosur tentang urgensi menutup aurat. Ada salah satu Ibu
yang kami beri jilbab lalu langsung memakai jilbab tersebut di
hadapan kami. Kami pun sempat berfoto bareng
dengan Ibu tersebut. Ada juga
dari kaum Adam yang meminta jilbab kepada kami dengan alasan untuk
dihadiahkan kepada sang istri di rumah, Subhanallah..
Senang sekali rasanya melihat
antusiasme dan feedback
positif dari mereka.
Tepat pada pukul 10.00 WIB massa aksi
pun kemudian berkumpul kembali di stand aksi untuk briefing sebelum
longmarch/
pawai di area Monas. Beberapa saat kemudian kami bersama teman-teman
dari universitas lain longmarch mengelilingi Monas sambil berpawai
menyuarakan pentingnya menutup aurat, di sepanjang kegiatan ini para
massa aksi pun menyanyikan yel-yel ayo tutup aurat sebagai bentuk
aspirasi kami, para mahasiswa yang peduli akan generasi bangsa,
khususnya dalam hal menutup aurat. Aksi ini diakhiri dengan penulisan
kata-kata mutiara bertema urgensi menutup aurat oleh massa aksi di
atas spanduk putih yang dibentangkan di samping stand aksi.
Dengan berakhirnya berbagai rangkaian
aksi, kami massa dari STEI SEBI pun memutuskan untuk langsung kembali
ke kampus yang memang perjalanan dari Monas ke kampus memakan waktu
kurang lebih 2 jam, itu pun dengan catatan tidak macet di perjalanan.
Akan tetapi karena suatu hal satu kelompok massa aksi yang terdiri
dari 9 mahasiswa dapat kembali ke kampus setelah melaksanakan shalat
zhuhur berjamaah di masjid Baitul Ihsan (Bank Indonesia) yang lokasi
nya tidak jauh dari tempat aksi. Alhamdulillah,
aksi ini berjalan sukses, lancar dan damai. Semoga dengan adanya
kegiatan ini semakin menumbuhkan rasa cinta kita kepada Allah SWT,
dapat meningkatkan rasa empati kita sebagai generasi penerus bangsa
bahwasanya dengan menutup aurat selain menegakkan syariat juga dapat
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terlebih bagi para wanita masa
kini, serta menambah silaturrahim dengan mahasiswa kampus lain &
masyarakat umum. Aksi ini bertujuan untuk menghimbau masyarakat agar
menutup auratnya, tidak hanya perempuan saja akan tetapi laki-laki
juga diingatkan bahwa betapa pentingnya menutup aurat. (ff/wp2)